KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini kami buat sebagai salah satu pemenuhan syarat memperoleh nilai akhir semester pada mata pelajaran Muatan Lokal.
Banyak hal yang menjadi kendala dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, mulai dari yang bersifat intern sampai kepada hal yang bersifat ekstern.
Namun hal itu tidak membuat penyusun surut dalam menyelesaikannya, ini semua berkat bantuan dan do’a dari berbagai pihak-pihak yang terkait. Maka sewajarnya penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala SMA Negeri 12 Makassar atas binaannya; Ibu Dra. Herlina Sulaiman atas bimbingannya; guru-guru SMA Negeri 12 Makassar atas saran dan bantuannya; serta teman-teman dari XII IPA 1 SMA Negeri 12 Makassar atas bantuan dan kerjasamanya selama ini; dan juga semua pihak yang belum kami sebutkan dan telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan. Olehnya itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Makassar, 24 November 2010
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka 7
B. Kerangka Pikir 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian 13
B. Metode Penelitian 14
C. Metode Pengambilan Sampel 14
D. Teknik Pengumpulan Data 14
E. Populasi dan Sampel 14
F. Waktu dan Lokasi Penelitian 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 16
B. Pembahasan 20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN GAMBAR 27
BIODATA PENYUSUN 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui, roti merupakan salah satu makanan pokok bagi manusia. Roti mengandung karbohidrat. Roti termasuk makanan yg membutuhkan waktu yang singkat untuk berjamur, hal ini dapat dilihat pada setiap toko/supermarket yg menjual roti. Roti diberi label tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Jika diperhatikan, jarak antara tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa, rata-rata hanya 5-7 hari saja. Secara logika, penjamuran pada roti diakibatkan oleh suhu dalam kemasan roti. Karena lembab, jamur pun tumbuh dan berkembang pada roti. Hal itu dapat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang kadang berwarna hitam, kadang juga berwarna putih serta mengeluarkan bau busuk.
Dewasa ini, banyak pedagang roti yang merugi jikala roti-roti yang mereka perdagangkan tidak terjual dan akhirnya sia-sia. Untuk itu, kami berusaha mendaur ulang makanan atau roti berjamur tersebut. Agar dapat menjadi lebih berguna, dan bermanfaat tepatnya yaitu hiasan.
Masalah yang kami ajukan ini sebenarnya sudah ada sebelumnya, yakni di situs internet dan TV mengenai pemanfaatan roti menjadi hiasan. Namun, perbedaannya kami menggunakan roti yang sudah berjamur agar lebih bermanfaat. Sedangkan di situs yang lain, mereka menggunakan roti yang masih layak dikonsumsi. Padahal hal tersebut termasuk mubazir, karena termasuk membuang-buang makanan. Sementara pembuatan roti itu, menggunakan biaya yg tidak sedikit. Untuk itu, kami mangangkat judul ini “Pemanfaatan Roti Berjamur menjadi Berbagai Hiasan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah roti berjamur dapat dibuat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat? Misalnya hiasan
2. Bagaimana proses pembuatan roti berjamur menjadi hiasan?
3. Apakah hiasan hasil daur ulang roti berjamur bermanfaat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui roti berjamur dapat dibuat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan roti berjamur menjadi hiasan.
3. Untuk mengetahui manfaat dari hasil daur ulang roti berjamur.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa :
Meningkatkan kreativitas siswa agar memanfaatkan barang bekas seperti roti berjamur.
2. Bagi Sekolah :
Siswa-siswanya dapat mengadakan penelitian dan dapat berbagi ilmu dengan orang lain.
3. Bagi Lingkungan :
Dari kreativitas tersebut, dapat menciptakan suatu lapangan kerja yang dapat mengurangi beban ekonomi masyarakat, selain itu dapat melestarikan lingkungan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
Roti adalah sejenis makanan. Bahan dasar utama roti adalah tepung dan airyang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan, seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Dalam beberapa budaya, roti dipandang sangat penting sehingga menjadi bagian ritual keagamaan.
Cara terbaik agar roti tidak cepat basi:
1. Simpan roti di tempat yang kering dan dingin, terhindar dari terpaan sinar mataahri langsung. Jika tidak memiliki kotak roti, cari kardus atau tempatkan di sudut pantry.
2. Simpan roti ke dalam freezer jika Anda belum berniat dalam memakannya dalam waktu 2 atau 3 hari.
3. Jika ingin memakannya, keluarkan roti yang beku dan biarkan berada di suhu ruangan 5 menit sebelum disajikan.
4. Roti yang dikeluarkan dari freezer lebih cepat kering daripada roti segar.Selamatkan roti yang mulai sedikit berjamur dengan mengolahnya dengan cara mematangkan, seperti roti bakar atau puding roti.
Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Tetapi sejauh ini tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahan dan proses pembuatan roti, sedemikian juga tidak banyak yang tahu titik kritis keharamannya.
Jenis roti yang beredar saat ini sangat beragam. Secara umum roti biasanya dibedakan menjadi roti tawar dan roti manis atau roti isi. Roti tawar adalah roti yang tidak ditambahkan rasa atau isi apapun, sehingga rasanya tawar. Biasanya konsumen menambahkan sendiri isinya sesuai dengan keinginan dan selera masing-masing. Bisa diolesi margarin, ditaburi cokelat mesis, diisi keju, diolesi selai buah, diisi telur, daging, atau kombinasi dari berbagai bahan tersebut.
Sedangkan roti isi, sudah ditambahkan rasa atau isi tertentu ke dalam adonan roti tersebut, sehingga konsumen tinggal menyantapnya. Isi yang biasa dimasukkan ke dalam roti ini adalah cokelat, berbagai selai buah, keju, daging, sosis, kacang, sarikaya dan sebagainya.
Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat roti adalah tepung terigu. Namun demikian tidak semua terigu bisa dipakai. Jenis terigu yang biasa dipakai untuk pembuatan roti adalah terigu dengan kandungan gluten atau protein gandum yang tinggi. Gluten ini berguna untuk mengembangkan adonan roti, sehingga roti menjadi empuk.
Agar adonan roti bisa mengembang, maka ditambahkan gula, ragi roti dan soda kue. Ragi roti merupakan sejenis kapang (yeast) yang hidup dengan menggunakan gula yang ditambahkan di dalam adonan sebagai nutrisi dan menghasilkan gas. Gas inilah yang membuat adonan roti mengembang dan terbentuk rongga-rongga. Fungsi yang sama juga diberikan oleh soda kue. Namun gas dan rongga yang dihasilkan oleh soda kue ini lebih besar dan kasar, sehingga roti yang dihasilkan juga lebih kasar. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik biasanya dikombinasikan antara keduanya.
Untuk memproduksi roti yang lembut dan enak dikunyah, biasanya juga ditambahkan lemak, berupa mentega putih atau shortening dan bahan pelembut. Shortening adalah lemak yang berbentuk padat dan berwarna putih, bisa terbuat dari lemak hewani ataupun tumbuh-tumbuhan. Sedangkan bahan pelembut yang sering digunakan dalam pembuatan roti adalah berupa campuran dari mono dan di gliserida serta berbagai asam amino. Mono dan di gliserida merupakan turunan dari lemak yang telah dipotong rantai asam lemaknya, sehingga mampu mengikat air dan lemak. Sedangkan asam amino adalah turunan dari protein yang dipotong-potong menjadi senyawa yang lebih sederhana. Misalnya asam amino sistein yang berasal dari bulu binatang, rambut manusia atau hasil dari proses fermentasi. Asam amino tersebut di dalam adonan roti menghasilkan tekstuir yang lebih lembut, sehingga lebih mudah dikunyah dan lebih enak.
Dari berbagai bahan yang digunakan dalam pembuatan roti, baik dalam roti adonan roti maupun isinya, ada beberapa bahan yang perlu dicermati asal-usulnya. Pertama adalah sumber lemak atau shortening yang digunakan. Bahan tersebut berasal dari lemak atau minyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Lemak yang berasal dari hewan tentu saja mengundang kecurigaan, apakah dari hewan yang halal ataukah haram. Untuk industri roti di tanah air kemungkinan besar memang menggunakan shortening dari minyak sawit. Namun demikian, untuk roti-roti tertentu kadang-kadang juga menggunakan shortening hewani, karena bahan tersebut dapat menghasilkan roti dengan rasa yang lebih gurih dan lembut.
Lemak yang berasal dari hewan bisa berupa lemak sapi (tallow), lemak babi (lard) atau lemak susu (cream). Untuk lemak babi sudah cukup jelas statusnya. Sedangkan lemak sapi, meskipun hewannya halal, tetapi jika tidak disembelih menurut aturan Islam maka lemak sapi tersebut juga akan menjadi haram.
Bahan pengembang atau pelembut yang berupa turunan lemak atau asam amino juga perlu dikaji lebih lanjut, apakah bersumber dari bahan halal ataukah haram. Sebab pada kenyataannya bahan-bahan tersebut sampai saat ini masih diimpor dari negara lain. Kebanyakan dari negara-negara non muslim.
Bahan yang juga perlu dicermati dari segi kehalalan adalah isi yang ditambahkan ke dalam roti. Saat ini banyak roti ditawarkan dengan berbagai isi dan rasa yang menarik. Misalnya roti isi keju, isi daging, isi sosis dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut perlu diteliti, apakah halal ataukah tidak. Keju adalah salah satu bahan yang sering digunakan untuk isi roti. Meskipun berasal dari susu, namun proses pemisahan keju dan cairan susu (whey) menggunakan renet. Renet adalah sejenis enzim yang memecah protein, sehingga kejunya akan menggumpal dan terpisah dari cairannya. Rennet ini bisa berasal dari fermentasi (microbial rennet), lambung anak sapi atupun lambung babi.
Daging yang dipakai sebagai bahan pengisi juga harus dilihat kehalalannya. Jika daging tersebut berupa daging dari hewan halal, maka perlu dilihat juga proses penyembelihannya. Selain dalam bentuk daging giling, abon juga sering dipakai untuk bahan isian roti. Dalam bentuk abon ini kehalalan daging lebih sulit dideteksi. Sebab dalam proses pembuatannya protein daging tersebut sudah mengalami perubahan bentuk yang sulit dianalisa, apakah berasal dari daging halal atau haram. Pada kenyataannya banyak juga abon daging babi yang beredar di pasar. Oleh karena itu isi abon tersebut perlu juga dicermati dengan baik.
Akhirnya, boleh-boleh saja kita sarapan atau makan roti sebagai salah satu sumber gizi bagi keluarga. Akan tetapi kewaspadaan dan ketelitian dalam membeli produk tersebut perlu dijaga, agar tidak terjerumus kepada produk yang syubhat atau bahkan haram.
B. Kerangka Pikir
| PEMANFAATAN ROTI BERJAMUR MENJADI BERBAGAI HIASAN |
| VARIABEL-VARIABEL |
| VARIABEL BEBAS : PEWARNA DAN BENZOAT |
| HIPOTESIS : Hi : Roti berjamur dapat dimanfaatkan menjadi berbagai hiasan Ho : Roti berjamur tidak dapat dimanfaatkan menjadi berbagai hiasan |
| VARIABEL KONTROL : MILK CLEANSING, LEM KAYU, ROTI BERJAMUR |
| VARIABEL TERIKAT : BERBAGAI JENIS HIASAN |
| METODOLOGI |
| ANALISIS DATA |
| KESIMPULAN |
| HASIL/PRODUK |
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
Materi penelitian adalah sampel roti berjamur.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
| NO | ALAT | KEGUNAAN | |
| 1 | Baskom | Sebagai wadah pembuatan adonan | |
| 2 | Gunting, benang jarum | Digunakan untuk merangkai roti | |
| 3 | Sendok makan dan sendok teh | Untuk menakar benzoat dan lem | |
| 4 | Lem tembak atau lem bakar | Digunakan untuk mengelem bros | |
| 5 | Lilin | Digunakan untuk membakar lem | |
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah salah satu metode penelitian dengan cara observasi dan memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh berasal dari artikel yang diperoleh di internet. Kemudian kami mencoba untuk mempraktikkannya.
C. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel berasal dari bahan organik, yaitu roti berjamur. Roti memiliki waktu yang singkat agar dapat terurai dan mengalami pembusukan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan adalah sebagai berikut:
1. Tempat pengambilan sampel dilakukan di kantin-kantin sekolah yang menjual roti.
2. Hari pertama : pembelian bahan-bahan
3. Hari kedua : pengambilan dan pengumpulan sampel
4. Hari ketiga : pelaksanaan pembuatan
E. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh tempat atau kantin sekolah yang menjual roti. Sampel penelitian adalah roti berjamur yang diteliti tingkat pembusukannya pada tempat-tempat yang berbeda.
F. Waktu dan Lokasi Penelitian
Proses pembuatan dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2010 sampai dengan 7 November 2010. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 12 Makassar dan di rumah saudari Masyita Arsyad Jl. Manggala Raya Perumnas Antang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Seperti yang kita ketahui roti merupakan salah satu makanan pokok bagi manusia karena mengandung karbohidrat yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi. Masyarakat modern saat ini menggunakan roti sebagai makanan utama saat sarapan karena praktis dan mudah diolah.
Masalah terhadap roti adalah roti termasuk makanan yang cepat mengalami pembusukan. Pembusukan atau penjamuran pada roti diakibatkan oleh suhu pada kemasan roti itu sendiri. Karena lembab, jamur pun tumbuh dan berkembang pada roti.
Pada masa sekarang, masih banyak pedagang roti yang belum tau cara menyiasati roti berjamur tersebut. Banyak roti yang mereka perdagangkan tidak terjual dan akhirnya sia-sia. Mereka biasanya hanya langsung membuangnya saja tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Untuk itu kami berusaha mendaur ulang roti berjamur tersebut agar dapat menjadi lebih berguna dan bermanfaat.
Pada proses mendaur ulang roti berjamur kami memiliki harapan yaitu agar nantinya para pengusaha roti serta masyarakat luas yang peduli dengan bahan-bahan bekas dapat mengolahnya menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomi tinggi.
Dalam mendaur ulang roti berjamur kami menemukan beberapa masalah, yaitu diantaranya adalah apakah roti berjamur dapat dibuat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat? Misalnya hiasan, bagaimana proses pembuatan roti berjamur menjadi hiasan?, apakah hiasan hasil daur ulang roti berjamur bermanfaat?
Permasalahan yang kami temukan dapat terjawab melalui beberapa perencanaan kami, yaitu:
1. Menentukan alat dan bahan yang kami butuhkan dalam mendaur ulang roti berjamur.
2. Menentukan langkah kerja yang akan dilakukan.
3. Menciptakan kreativitas dalam memroses pembentukan hiasan. Cara kerja atau proses pembentukan hiasan dari roti berjamur ini sama halnya dengan cara kerja plastisin atau clay.
Pada pembuatan roti berjamur menjadi berbagai hiasan, alat, bahan dan langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
Alat
1. Gunting
2. Benang
3. Jarum
4. Sendok makan dan sendok teh
5. Lem tembak
6. Lilin
7. Wadah untuk mencampur adonan
8. Pengait untuk gantungan kunci
9. Pengait untuk bros
Bahan
1. Roti tawar basi (sudah berjamur)
2. Lem kayu
3. Pengawet (garam)
4. Pewarna
5. Milk cleansing
6. Pernak-pernik
7. Tepung terigu
Langkah kerja:
1. Kami menghancurkan roti tawar menjadi halus dengan cara diayak.
2. Setelah roti tawar basi dihancurkan, kami menambahkan pengawet (garam) sebanyak 2 sendok teh
3. Lalu kami menambahkan lem kayu sebanyak 2 sendok makan agar adonan menjadi keras.
4. Agar adonan tidak lengket di tangan, kami menambahkan milk cleansing secukupnya.
5. Pada proses pewarnaan, kami memberi warna sesuai dengan kreativitas kami masing-masing.
6. Setelah adonan diberi warna, kami membentuknya sesuai dengan keinginan masing-masing.
7. Untuk membuat bulatan dari adonan yang sudah ada, yaitu dengangn cara menekan adonan lalu diputar-putar. Jika tidak seperti itu, akan ada udara di dalam bulatan yang bisa mengakibatkan bulatan pecah apabila sudah kering.
8. Setelah menjadi bulatan, baru dibentuk seperti bunga, daun dan sebagainya tergantung kreativitas.
Catatan:
Setiap akan membentuk adonan menjadi motif apa saja diharapkan membentuk bulatan terlebih dahulu dengan cara di atas, selain untuk mempermudah membuat cetakan selanjutnya, juga agar cetakan selanjutnya lebih kokoh dan tidak mudah pecah atau retak.
Pemilihan jenis roti untuk melakukan daur ulang ini tidak terbatas. Kita bisa memilih berbagai macam rotiyang bisa diolah. Apabila ada sisa-sisa roti yang terdapat di rumah kita bisa langsung mengolahnya.
Berdasarkan kegiatan ilmiah yang kami lakukan beberapa hari ini, yaitu percobaan pembuatan roti berjamur menjadi berbagai hiasan, maka hasil yang kami buat yakni seperti gambar berikut ini.
Dengan demikian hipotesis yang kami ajukan adalah Hi: roti berjamur dapat dimanfaatkan menjadi berbagai hiasan.
B. Pembahasan
Masalah yang kami temukan dalam pemanfaatan roti berjamur menajdi berbagai hiasan dapat terjawab dengan melakukan eksperiman dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada pada penjelasan sebelumnya, yaitu kami menentukan alat dan bahan yang kami butuhkan, kami menentukan langkah-langkah atau proses pengerjaan hingga menjadi berbagai hiasan, dan kami menyalurkan kreativitas kami dalam berbagai bentuk yang kami buat.
Pada dasarnya semua jenis makanan yang sudah membusuk yang berbahan dasar tepung terigu dapat dibuat seperti di atas. Untuk melakukan hal tersebut, jenis makanan harus dalam keadaan keras agar bisa di haluskan sampai menjadi seperti tepung kembali. Hal ini disebabkan agar adonan yang kita buat nantinya halus dan tidak pecah-pecah.
Pemanfaatan roti berjamur menjadi berbagai hiasan yang kami buat ini sudah pernah disinggung melalui situs-situs internet. Namun kami berusaha memberikan perbedaan pada karya tulis kami. Perbedaan yang kami berikan adalah pada situs-situs internet yg mereka buat berasal dari roti yang masih layak dikonsumsi sedangkan roti yang kami guanakn adalah roti yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi atau dengan katalain roti yang sudah berjamur. Perbedaan selanjutnya adalah hasil yang diberikan. Pada situs-situs internet yang mereka buat atau yang mereka bentuk adalah hiasan seperti bros, gantungan kunci, kalung, dan gelang; sedangkan pada karya tulis kami ini,kami tidak hanya membuat seperti hal tersebut tapi kami juga berusaha membuat boneka yang dapat dijadikan pajangan pada meja dan juga miniatur makanan.
Selain itu, kita harus pula meningkatkan kreativitas kita, agar dalam menciptakan bentuk dapat menghasilkan benda yang berestetika tinggi dan disukai orang banyak.
Apabila kita ingin berkreativitas tinggi sering-seringlah melihat referensi-referensi gambar tiga dimensi yang menarik. Banyak bentuk-bentuk yang yang bisa kita buat dengan mengikuti zaman. Seperti saat ini, para remaja sedang menggandrungi hal-hal yang penuh dengan warna-warna yang cerah. Kita bisa memanfaatkan hal tersebut.
Pandai-pandailah membaca situasi zaman. Seperti sekarang ini masyarakat sedang gencarnya mencanangkan pemanfaatan barang bekas atau reuse.
Proses daur ulang ini juga bisa meningkatkan taraf ekonomi serta menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Berikut beberapa contoh gambar referensi yang mudah dibuat namun memiliki nilai estetik yang tinggi :
BAB V
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Dari data-data yang kami peroleh pada bab IV, kami dapat menjawab rumusan masalah yang kami ajukan sekaligus menarik kesimpulan bahwa:
1. Roti tawar berjamur dapat dimanfaatkan menjadi berbagai hiasan.
2. Proses pembuatan roti tawar berjamur menjadi berbagai hiasan dapat dilihat pada bab IV langkah kerja di atas.
3. Hasil hiasan yang dibuat dari roti berjamur dapat dimanfaatkan sebagai pajangan, gantungan kunci, gelang, bros, dll.
B. SARAN
1. Saya menyarankan agar dalam pemanfaatan roti berjamur lebih kreatif lagi.
2. Saya menyarankan dalam penelitian roti berjamur agar mencari manfaat yang banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
- Ani Hendrawati, Dwi.Membuat Aneka Aksesori dari Roti Tawar.Gradien Mediatama, 2007
- Wikipedia.com
BIODATA PENULIS
Nama : Adinda Falind Afiatry
NIS : 086373
TTL : Ujung Pandang, 5 Juni 1993
Alamat : Jl. Tamangapa Raya kompleks Graha
Janna Land III Blok A/2
Kesan-kesan : sangat menyita waktu, tapi sangat menyenangkan
pada saat membentuk adonan sesuai kreativitas
Nama : Masyita Arsyad
NIS : 086274
TTL : Gowa, 23 April 1993
Alamat : Jl. Manggala Raya No.215/193 blok 8
Perumnas Antang
Kesan-kesan : Penuh gangguan dan cobaan, harus rela
berperang dengan waktu yang hanya 24 jam sehari
Nama : Pujiastuti Syahrir
NIS : 086432
TTL : Yogyakarta, 24 Desember 1993
Alamat : Komp. Taman Mahkota Mas Blok D1/8
Kesan-kesan : selama pengerjaan karya ini, saya sering
disebut destroyer alias perusak, karena saya sering tidak sengaja merusak karya yg telah dibuat, walaupun begitu saya senang karena mendapat pengetahuan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar